23 Contoh Puisi Dengan Tema Guru atau Pengajar

Puisi Tema Guru - Sobat IMYID sedang mencari inspirasi puisi dengan tema guru . Kali ini Imyid membagikan 23 contoh puisi bertema guru. dengan banyak contoh puisi yang IMYID rangkum mungkin sobat dapat menemukan puisi guru singkat, puisi tema guru 4 bait, puisi guru 3 bait bahkan puisi guru 2 bait. Puisi guru pahlawanku biasanya sobat cari untuk tugas sekolah atau tugas membaca puisi pada tema - tema hari guru.


Kumpulan Puisi Tema Guru

Guruku
Awal ku masuk kelas
Kaku,bingung dan takut
Namun kau berikut senyum semangat yang membuatku bangkit
Belajar denganmu aku jadi mudah mengerti
Kau tak pernah letih membimbing ku
Ilmu yang kau ajarkan padaku
Amatlah berguna dan bermanfaat
Tak pernah letih kau membimbingku
Jasa mu akan selalu ku bawa
Namamu akan selalu terukir dibenakku
Guruku
Kau lah pahlawan tanpa tanda jasa
Kau lah pahlawan yang menerangi mimpiku
Terima kasih guruku

Guru
Guru kau adalah sosok yang patut ditiru...
Guru kau adalah orang tua keduaku...
Maafkan segala kesalahan semua muridmu..
Baktimu selalu terkenang sepanjang waktu


Bagimu Guru
Guruku
Insan mulia
Penabur aneka ilmu
Sungguh jasamu tiada tara
Pahlawanku
Kobarkan semangat
Genggam sumpah baktimu
Demi kepandaian seluruh masyarakat
Bagimu
Terlantun doa
Semoga sehat selalu
Bahagia sejahtera sepanjang usia

KAU KUTUBKU DAKU
Sesumpah kemarin ku menyentuh
pena berbelit dari jemari kakuku
Disentuh lembut dengan tabir gemulai sambil
nadanya adalah kompas hidup
Bisiknya juga arator cerdaskan tunas bangsa
Sebuah jasa yang menjadi maha
adalah prasasti panjang di depan singgahku,
ukiranku pada mushaf bergaris
adalah ilmu kecil dari sang legenda
pemantik jutaan pengubah dunia
Sebutan "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"
bagimu hanya sebuah angin melalu
Tapi
tanpa engkau daku apa
tiada engaku daku hampa
Sebuah dewa yang turun,
kau Jibril dalam lantunan mantra suci,
kau bakti daku pada pancasila.
Haturku hormat pahlawanku, memujimu
Manusia bernama Guru

Teruntuk Guruku
Masih teringat di benakku
Waktu itu
Sosok yang paling romantis dalam pendidikanku
Yanh sekarang mengantarku pada gerbang masa depan yang lebih cerah
Sosok yang tak luput dari pandangan hidupku
Selalu sabar menuntunku
Hingga aku bisa berjalan tegak seperti ini
Ibu Guru tercinta
Yang bisa ku sebut
Dari mulut nakalmu ini
Jasamu akan mengenang sepanjang sejarah
Walau tak lagi menghirup hawa di atas semesta

Guru Adalah Sayap Garuda
Guru pencerah dalam Gelap
Penerbit Dalam Buta aksara
Pencerdas dalam Kebodohan
Pendobrak dalam kemalasan
Guru adalah Pembimbing
Dikala Dunia Tak adil
Dikala Pemerintah Tak peduli
Ia Tetap Membekali
Walau terkadang Diabaikan dan dibully
Terkadang..Memang ada Guru..
Yang membuatku Jengkel kesal marah
Namun Itu dulu Dan Kini
Aku Rindu Itu kembali
Tersadar Kini
Bahwa Kau adalah Bagian
Bagian Dari sayap garuda
Yang ikut andil dalam Menerbangkan
Garuda yang sebagai Simbolis negara
Terimakasihku Untukumu
Terucap dimasa kini
Dan dimasa Nanti Anak Anakku terlahir kembali
Bimbinglah ia seperti kau bimbing aku sampai seperti ini

KABAR PAK GURU
Sampai kini masih aku mengingat
Pak guru bersepeda berkeringat
Mengejar waktu menuju sekolah kami
Sepeda ontelnya digenjot sangat cepat
Membuat kami terpana dan ikut bersemangat
Apa kabar Pak Guru?
Masihkah kau genjot sepedamu?
Masihkah kau goreskan ilmu dari kapur tulismu?
Masihkah engkau marah-marah pada murid bandelmu?
Namun marahmu tak pernah lama
Esok lusa senyum gigi ompongmu membuat kami kembali terpesona
Tak terasa waktu berlalu
Kini ku kembali ke kampung halamanku
Mencari Pak guru yang senantiasa
Menginspirasi kami sepanjang masa
Sungguh sedihku tiada terkira
Belum sempat aku membalas jasa
Pak Guru tua telah tiada
Namanya “Marjono” terukir di pusara
Kudoakan engkau bahagia di surga
Ilmu yang t'lah kau tanamkan
Kan kuamalkan sepanjang masa

Sang Guruku
Sang Guruku....
Tetesan keringatmu dan langkahmu yang tegap
Tak mengurungkan langkahmu
untuk mengajar kami dengan ikhlas
Sang Guruku....
Senda guraumu telah menyejukkan hati kami
Keikhlasanmu dalam mendidik kami
Memberi kedamaian di kalbu
Melahirkan kuncup-kuncup yang mekar
Yang telah menghiasi negeri ini
Dengan tangan-tangan kami
Untuk menunjukkan padamu Sang Guru
Bahwa kami telah sukses
Meraih impian kami
Terima kasih Sang Guru
Engkau berikan ilmumu
Demi bekal kami
Di masa yang akan datang
Walau engkau telah dimakan usia
Tapi wajahmu masih terlihat muda kembali
Dengan senyummu dan kedisiplinanmu
Jadi teladan bagi kami
Hingga membekas dalam kalbu
Dan akan dikenang sepanjang masa

Guruku
Guruku.
Seorang pelita dalam gulita.
Menebar cahaya diatas pena.
Pemberi kasih sepanjang masa.
Guruku.
Setiap petuah terserap telinga.
Kasih tercurah tak kenal lelah.
Untukku anakmu walau tak sedarah.
Guruku..
Tegurmu wujud kasihmu.
Tegasmu wujud wibawamu.
Ku bukan apa-apa tanpamu.
Kau semai benih-benih ilmu.
Kau siramkan petuah-petuah syahdu.
Kau pupukkan rasa santun dalam kalbu. Untuk kemudian tertuailah.
Masa depan cerahku.
Guruku.
Maafkan lisan tajamku.
Maafkan kelakuan nakalku.
Maafkan semua salahku.
Seribu kata tak cukup mampu mengungkapkan.
terima kasihku padamu.
beribu tetes embun tak mampu menggantikan.
setiap tetes dari pelipismu.
semua takan pernah sia-sia..

Pahlawan Era Baru
Saat telah berlalu gemuruh perjuangan merebut kemerdekaan
Berkibar sudah di pucuk tiang
Merah putih berbayang di terpa angin kebebasan
Tangan pahlawan masih terus di butuhkan
Di era baru saat bangsa di hantui perpecahan
Ia ada tuk menyatukan
Jiwa-jiwa muda di seluruh penjuru bangsa
Penjajah masih membayangi merah putih bagai ilusi
Menghampiri dan terus mengelabuhi pemuda-pemudi penerus bangsa ini
Pitutur merayapi telinga
Meresapi dada
Dengan ilmu tak kasat mata
Ia menjelma bagai perisai penghalau bencana
Ia pembuka jendela cakrawala dunia
Tanpa senjata di genggam tangan kukuhnya
Tanpa bom di gigit lalu dilempar ke udara

Ia pelita
Lewat kata membuka mata anak bangsa
Kala anak bangsa salah melangkah
Belaian manja tak henti di derma
Menunjukkan arah ke tanah surga
Menuntun langkah menghindari salah
Dengan etika dan budaya bangsa
Lelakunya untuk mempertahankan merdeka
Ia ...
Pahlawan era baru bangsa
Berjuang dari fajar hingga purnama
Beralas setia tak mengimpikan balas jasa
Satu impian di genggam tangan bernoda tinta
Melahirkan pahlawan penerus bangsa lainnya
Hingga merdeka tetap bersama
Sampai bumi berkata menyerah

Ia ...
Guruku
Gurumu
Guru kita
Pahlawan bangsa
Sang pelita
Di kala era baru tiba

Bait-Bait Bagi Guru
Lembar-lembar hari adalah halaman sebuah buku yang setia terbuka dengan rela
Jiwa kita: Papan tulis penuh akan milyaran rumus, teori-teori yang berjalan
Sedangkan kemarin, aku masih mendengar lirih tangismu, tuntutan-tuntutan yang menyayat cakrawala.
Di kelas kita, potret pahlawan mengucurkan perih dan asin air mata
Sedangkan di dinding retak, peta dunia nampak buram.
Tapi apa arti itu semua? Dibandingkan kecemasan kami yang tak mau akan hilangnya sosok pendekar ilmu pengetahuan
Dan retak dinding generasi kami yang kelak diabaikan sampai dilupakan.
Apa artinya bangku-bangku reot dan patah, genting bocor di sana-sini, juga buku-buku yang telah koyak dimakan waktu
Dibandingkan perjuanganmu mendidik kami yang ada tergantung di ujung waktu.
Apa artinya bendera merah putih yang mengkusam
Dibandingkan lelahmu yang berhari-hari kau seka.
Guru, sungguh tak mungkin kami melupakan semangatmu
Dan perjuanganmu.
Tanpamu kami tak berarti apa-apa di mata dunia.

SOSOKMU GURU
Saat sosokmu memberikan waktumu untukku
Diriku bahkan lajat biadab
Saat ilmumu memberikan kecerdasan bagiku
Diriku bahkan bambung dengan kemalasanku
Lalu seluruh jiwamu berkorban untukku
Agar tumbuh seluruh bakatku
Sosokmu guru, sulitku membalasmu
Bagaimana bisa kesabaran kokoh kau milik
walaupun angin kenakalan diriku selalu menerpamu
jangankan tersirat wahai guru
Namamu bahkan tertulis sepanjang masa
Terima kasih pula guru,
sosokmu selalu terkenang
Di kalbu kami, bahkan di goresan pena kami

Guru pahlawan seribusatu tanda jasa
Gadis kecil duduk bermenung
Menatap kosong jendela kaca
Hanya satu yang tersirat dalam hatinya
Pulang..
Datanglah sosok yang ditakutinya
Dia Menghampiri dengan senyum malaikat
Dibujuk rayu hingga luluh
Demi memenangkan hati sigadis kecil,
gadis kecil mulai senang, rasa takutnya mulai hilang
gadis kecil belajar dengan riang
Siapakah Dia
Dialah Guru..
Gurumu dan guruku
Anugrah terindah dari illahi
Yang selalu mendidik sepenuh hati
Tidak mengenal lelah dan kata bosan
Mencurahkan ilmu ke semuan insan
Dialah guru
Semangatnya yang berlapis baja
Dalam Mendidik kita semua
Trimakasih guru
Semua nasihatmu selalu kuingat
Kusematkan juah dalam sanubariku
Jasamu tidak akan kulupa
Karena kaulah pahlawan seribusatu tanda jasa

Terima Kasih ku
Dulu aku buta huruf
Tak mampu membaca
Dulu aku kaku menulis
Tak mampu menggores pena
Maaf bila kunakal
Tak tahu hal baik
Maaf bila kulambat
Tak tahu mengasah otak
Namun, kuucapkan
Terima kasih padamu
Dengan kesabaran mendidikku
Dengan ketulusan membimbingku
Terima kasihku ini
Kuberikan padamu
Yang masih bersemayam
Di hati sanubariku

Pemecah Kegelapan
Gelapku kini bertukar jadi fajar sederhana di ufuk diriku
Mengelipkan buta aksara dan angka
Kau kandil yang mengerdipkan hitam jadi terang
Buka mata tuk tatapi dunia
Gulita kegelapan keras dan jumawa kau pecahkan
Serpihkan bongkahan kebodohan
Menjadi puing kokoh jembatan
Antara aku dan ilmu
Kaulah guruku
Pahlawan pemecah kegelapan di lahan kerontang ilmuku
Menjelma ladang subur olahanmu
Untukku

Aku dan Guru
Dengan pena pengetahuan
Kau goreskan ilmu-ilmu dalam duniaku
Dengan pupuk keahlian
Kau taburkan benih-benih keterampilan
Dengan cat kasih sayang
Kau lukiskan warna-warna indah dalam jiwaku
Guru,
Andai kutahu marahmu adalah demi kebaikanku
Andai nakalku kusadari menyakitimu
Akukan minta maaf, memelukmu
Aku hanyalah seonggok batu
Yang kau asah menjadi berlian
Duniaku yang dulu hitam, gelap
Kini bercahaya penuh warna
Hanya seuntai doa yang dapat kuberikan
Atas segala jasamu
Agar semua orang menghargai dan mengenangmu

Penolong negeri
Pagimu selalu bertabur ilmu
Malammu penuh gemerlap nasehat
Memandangmu memberi kehangatan
Senyummu melumerkan kebodohan
Berkat kelihaianmu membuat adonan pelajaran
Tak satupun kecerdasan menjadi bantat
Rasa manis yang kau bubuhkan
Menjadi hidangan lezat menuntut ilmu
Tutur katamu yang lembut
Bagaikan secangkir coklat panas
Mengusir jenuh dan kantuk
Memecut semangat empat lima
Maafkan muridmu
Lalai berterima kasih
Resep rahasia andalanmu
Mencetak tangga sukses
Menapaki jalan yang cerah
Tak mungkin jika membiarkanmu sendiri
Mari ulurkan tanganmu
Kita melangkah bersama

Puisi untuk guru
Pagi pagi aku sudah siap
Belajar di sekolah dengan ria
Bersama kawan sepermainanku
Tak lupa pula Guruku
Walau aku beda dengan yang lain
Kau tetap sayang padaku
Mengajarku dengan tulus
Tanpa mengenal kata lelah
Saat aku belum mengenal huruf
Kau mengenalkanku tentang huruf
Saat teman ku mengejekku
Kau membela ku bak anakmu sendiri
Guru,,,,
Terima kasih atas jasa mu
Mungkin hanya puisi ini yang dapat kuberikan
Sebagai tanda sayangku padamu

Guru terbaik
Kau guru yang bisu
Kau pun tuna aksara
Bagaimana kau bisa mengajariku?
Saat aku bertanya kau selalu diam
Namun aku yakin kau tak tuli
Kau tak membimbingku melalui lisan atau tulisan indahmu
Kau membimbingku melalui liku kehidupan
Hingga aku tau mana yang baik dan mana yang buruk
Hingga aku mengerti mana yang benar serta mana yang salah
Hingga aku kini bermental baja
Kau memang tak se-nyata lainnya
Namun, pelajaran yang kau berikan sungguh luar biasa
Pengalaman, itukah namamu?
Guru terbaik dalam hidupku

Salamku di harimu, guruku.
Silam
Aku hanya secercah harapan
Yang dicambuk dengan ilmu
Ditindih dengan kerja keras
Untuk bebas dari bodoh yang membelenggu
Lusa
Aku masih secercah harapan
Dibayangi penjajahan
Diimingi ketidakpastian
Diberi makan bualan
Guruku,
Tanpa sebab aku tegap
Menatap masa di sela usia
Mengingat kembali apa
yang kau sebut doa
Andai kala itu aku tak bersua denganmu,
Tak menjelma sosok kecil,
yang kau kalungi harapan sejuta asa
Aku tak akan mengitari mesin waktu di bagian ini
Tak akan mencium aroma literasi yang kini ku kasihi
Guruku,
Aku rindu lagu-lagumu,
mimik muka untuk lomba,
suara baca untuk diksi,
lemah gemulai untuk menari
Aku rindu bermanja-manja dalam ilmumu
Salamku di harimu, guruku
Aku wajah yang masih luluh lantah
Yang mengaum untuk mendapat ilmu baru
Seperti yang kau amanahkan kala itu

Setulus Pagi
Gemerincing dering pepakuan
mengiringi seruan sederhana kala tiba pagi
waktu yang sungguh kami benci
berlama terterik panas membakar kulit ari
Seragam coklat-coklat penggiring suara lantang
meneriaki kami yang berdiri miring selagi pincang
tidak tegak hormat pada Sang Saka
tidak garang katakan Pancasila ... Indonesia Raya ...
Merdeka!!!
Sebegitu jenakanya kepolosan kekanak-kanakan kami
sepantaskah itu jika candamu justru lebih jenaka
memiringkan kaki, mata mengantuk di depan sana
sesaat berkibarnya bendera
Segelintir itu hanyalah setitik noda
dibanding berjuta aksi mencerdaskan bangsa ini
menghapus keraguan akan kepedulian Negeri
menjawab tantangan dalam pelosok-pelosok tak berpenghuni
mengakar semangat generasi demi cinta pada Ibu Pertiwi
Selalu saja remah-remah roti mengingatkan arti
kerikil-kerikil tajam yang memperkaya arti hidup kita
manisnya madu cerita hidup yang membuat senyummu lepas …
untuk orang – orang yang tak peduli dan tak melihatmu
mengikis kemalasan dari ruang pintu di tengah jalan
Kencang sang waktu berlari tak mampu kau kendalikan
dan tak mampu kau perlambat pula lajunya
dentang lonceng malam menandai anak-anakmu juga kian dewasa
meski kadang hanya terus menyakitimu saja
mengolok-ngolokmu dengan ejekan bermacam rupa
Maafkan kami yang selalu saja lupa
pada jasamu yang tiada tara
pada keikhlasanmu yang sungguh mulia
doakan agar hati kami semakin mawas diri
tidak sombong pada mampunya diri
tak lagi menisbikan ketulusanmu mendidik tanpa henti
Tidaklah berupa rangkaian bunga
Tiada kiloan emas permata
Tidak sebuah puisi yang ditulis dengan pena penuh puja dan puji
Ku sematkan kata terindah penuh makna
Terima kasih atas segala semangat dan harap
Terima kasih atas segala kasih dalam segala bentuk dan rupa ...
Terima kasih kau terus berlari, memberi teladan ...
mendidik generasi!!!
menjadikan cerdas pikiran berakal budi
mengajari kami menghitung 1-10 ...
hingga mampu menghitung ribuan hingga milyaran
hingga mampu membaca berbagai kata
bersuara lantang pada kemiringan keadilan
Aku berdoa agar Tuhan senantiasa mengutus malaikat-Nya
untuk menjagamu di setiap engkau melangkah
agar menjadi pendidik yang sesungguhnya
tiada menegasikan kemampuan kami
tiada korupsi selembar saja
tidak hanya pikirkan uang semata
tidak belokkan fakta hancurkan realita ...
setulus ...
semurni ...
pagi ....

WAJAH BARU
Segumpal kekosongan masuk ke sebuah gerbang
Didalamnya ia bertemu wajah baru yang merangkulnya dengan buku dan pena
Hujan, panas hampir tiap hari mereka bersua
Dari melukiskan nama sekarang ia bisa melukis dunia
Pergi kemana-mana dengan ilmu di kepala
Menjelma sesuatu yang berguna
Sesuatu yang dulu sempat ia sebut mimpi
Tapi kini hadir nyata
Berkat pemilik wajah yang ia panggil guru

Guru adalah Pahlawanku
Pagi buta kau sudah bersiap
Sepeda butut kau jadikan tunggangan
Senyum manis dan sapa hangat kau sebarkan
Bermodal niat suci, tulus, dan ikhlas
Mengabdi pada negera, mencerdaskan generasi bangsa
Mengantarkan kami membuka cakrawala pengetahuan
Bapak dan Ibu Guru, kaulah pahlawanku
Tanpamu aku tak bisa membaca, menulis, dan berhitung
Tanpa sadar kau bentuk karakterku berbudi pekerti luhur
Tanpa lupa mengenalkanku pada Tuhan Yang Maha Agung
Tanpa lelah dan bosan meneladankan sopan santun
Tanpa pamrih mencentak manusia unggul

Tags : puisi guru,puisi guru singkat, puisi guruku 4 bait, puisi guru tercinta, puisi guru pendek, puisi guru 2 bait

No comments for "23 Contoh Puisi Dengan Tema Guru atau Pengajar"