Contoh Cerpen Fiksi Mini Genre Metropop : Sepenggal Cinta

Sepenggal Cinta

Runa menutup kembali laptopnya. Otaknya seakan buntu, tak ada lagi ide yang keluar. Dia mengambil pensil dan mencoret sketsa baju yg sudah digoreskan diatas kertas berukuran F4 di depannya. Diketuk - ketukan pensil yang dipegangnya diatas meja. Hatinya tak karuan, pikirannya kemana - mana. Sketsa yang deadline-nya tinggal dua hari itu tak kunjung jadi juga.

Pandangannya memutar ke seluruh meja dan akhirnya berhenti pada secangkir kopi yang isinya tinggal setengah saja. Runa menyerutup kopi yang sudah dingin itu. Pahit. Dinginnya kopi mengurangi kenikmatan rasanya. Dihabiskannya kopi itu berharap menemukan ide dari ampas kopi yang airnya sudah dia tenggak. Tapi apalah daya, Runa tetap tak menemukannya juga.
***
Pagi sekali Runa berangkat ke butik tempat dia bekerja. Banyak kerjaan di butik yang harus dia selesaikan. Padat sekali jadwalnya hari ini. Ada janji dengan klien untuk menunjukkan beberapa hasil design-nya, melakukan fitting dan menyelesaikan baju pengantin pesanan klien. Sampai di tempat parkir Runa melihat mobil pemilik butik sudah berada disana.

"Pagi Mbak Tika." sapa Runa sampai di dalam butik.
"Pagi Runa, pagi sekali kamu datang."
"Iya Mbak, hari ini ada banyak janji sama klien."
"Ow ya Run, sketsa baju pengantin pesanan Mbak Prili udah jadi belum?"
Waduh...itu lagi yang ditanyakan Mbak Tika, batin Runa. Sudah berkali - kali dicobanya membuat sketsa itu tapi tetap nggak jadi juga. Entah kenapa dia merasa susah sekali fokus untuk satu sketsa itu.
"Belum Mbak. Sedikit lagi selesai."jawab Runa sekenanya.
"Hlo deadline tinggal besok Runa. Besok kita meeting dengan Mbak Prili dan EO-nya sudah harus siap ya."
"Baik Mbak Tika." jawab Runa cepat.
Tiba - tiba hilang mood Runa untuk menjalani hari itu. Jadwal kerja yang sudah disusun rapi buyar gitu aja. Pikirannya buntu.
***
Tepat jam 8 malam Runa baru sampai di rumah. Lelah sekali rasanya hari ini. Setelah masuk apartemen Runa menaruh tas, hanphone dan kunci mobil di meja yang biasa untuk kerja. Dengan langkah gontai dijatuhkan badannya diatas ranjang. Serasa pudar semua rasa capeknya. Letih sekali badannya, kepalanya sedikit pusing dan perutnya terasa nyeri. Baru dia sadar dia belum makan sejak siang tadi. Maag-nya kambuh sepertinya.

Dia mengeluarkan semua isi tasnya mencari obat maag. Dimakannya roti coklat yang tinggal dua buah di meja makan. Kemudian ditenggaknya obat maag itu. Tak lama kemudian sedikit mereda sakit perutnya. Dia dekati meja kerjanya, dicarinya kertas design tadi malam untuk membuat sketsa baju pengantin yang sudah dicoret - coretnya. Dia perhatikannya sketsa yang sudah rusak itu. Dia berhenti sejenak untuk berpikir, apa yang harus dia lakukan. Otaknya berpikir keras.

Akhirnya diambilnya kertas baru di ujung meja. Perlahan jarinya menari diatas kertas putih itu. Dicoret - coretnya juga kertas itu. Mirip gambar seorang wanita yang sedang memakai baju pengantin. Pensil itu menari, mengalir begitu aja. Diliriknya jam tangan yang dari tadi belum terlepas dari lengannya. Sudah jam 10 malam. Dan Runa merasa letih sekali.
***
"Ayo Runa, kita berangkat sekarang." ajak Mbak Tika
"Ya Mbak." jawab Runa cepat. Sudah disiapkannya bahan meeting untuk hari ini. Dia cek lagi tasnya, berharap tidak ada yang tertinggal.
"Kita meeting dimana Mbak Tika?"
"Restoran Dixi yang di Jl. Dr. Sutomo."

Sampai di resto Runa melihat beberapa orang sudah datang disitu. Ada dua wajah yang dia kenal, masing - masing adalah koordinator EO dan assistannya. Sudah beberapa kali Runa berhubungan dengan mereka untuk wedding klien yang lain. Sedangkan 2 orang lainnya Runa belum pernah ketemu. Runa mengambil posisi tempat duduk di sebelah Mbak Tika.

Tak lama setelah itu datang lagi dua orang, cowok dan cewek. Yang cewek bertubuh ramping, tidak terlalu tinggi dan berkulit putih. Matanya yang bulat hitam menatap sedikit tajam. Bibirnya menyunggingkan senyum setelah melihat kami. Dia memakai highheels warna hitam warna senada dengan tas yang ditentengnya. Di tas itu terlihat tulisan merk tenama. Menambah sederetan makna bahwa dia bukan berasal dari kalangan kebanyakan.

Sosok cowok yang berjalan disampingnya tak kalah menawan dengan si cewek. Cowok yang bertubuh tegap itu terlihat terkejut saat beradu tatap dengan Runa. Dia terlihat sedikit menutupi raut wajahnya dengan berusaha seramah mungkin dengan orang di sekitarnya. Dada Runa berdegup kencang saat Mbak Tika memperkenalkan cowok itu dengan Runa. Ditatapnya lekat - lekat wajah cowok itu.

"Runa kenalkan ini mas Keenan calon suami Mbak Prili."
Runa berusaha tersenyum sambil mengulurkan tangannya.
"Halo Keenan apa kabar?"
"Loh kalian sudah saling kenal?"tanya Mbaka Tika terkejut.
"Sudah Mbaka Tika. Keenan itu mantan pacar saya. Kami putus tiga bulan yang lalu."

Related search : Contoh cerpen, cerpen romantis, cerpen cinta, tugas membuat cerpen fiksi, metropo cerpen, gaya metropop cerpen.

No comments for "Contoh Cerpen Fiksi Mini Genre Metropop : Sepenggal Cinta "