Cerita Pendidikan Moral Anak Sayangilah Binatang
Sayangilah Binatang
Satu hari menjelang libur panjang. Lana belum ada rencana untuk mengisi liburannya. Setelah makan malam bersama ayah bundanya dia mulai mencari VCD Kubo untuk ditontonnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 19.30 dan dia masih asyik nonton film Kubo kesukaannya.
Bunda datang dari arah dapur setelah merapikan meja makan dan duduk di samping Lana.
"Lana kamu ko ga belajar?"
"Lana sudah mengerjakan tugas rumah bun, tadi setelah pulang sekolah."
"Owh ya sudah sekarang tidur aja, sudah malem."
"Bentar lagi ya bun, bentar lagi selesai filmnya. Eh bun, besok liburan kita mau kemana?"
"Kita ke rumah Akung aja ya di kampung. Ayah mau liat ternak ayam milik Akung." Suara bunda masih terdengar datar.
"Hah kenapa harus kesana bun? Ga usah ya kita main ke pantai atau ke wahana aja." Lana mulai merengek, menggoyang - goyangkan tangan bundanya.
"Engga Lana. Ayah tu yang punya rencana. Ayah mau bikin peternakan ayam di deket rumah Akung jadi harus kesana sekalian kamu liburan."
"Yyaaahhhh..." gumam Lana sambil cemberut.
"Sekarang tidur aja, sudah malem. Biar besok ngga kesiangan bangunnya. Nanti telat ke sekolahnya hlo."
Lana melirik film kesayangannya yang memang sudah selesai.
"Ya bun." Lana melangkah gontai menuju kamar dengan wajah cemberut.
Bayangan liburan yang menyenangkan hilang sudah. Apa yang bisa dibanggakan di depan teman - temannya setelah masuk sekolah nanti kalo rencana liburannya hanya di tempat Akung. Teman - temannya pasti berlibur di tempat - tempat liburan yang bagus dan menyenangkan. Dan tradisi di sekolah untuk menceritakan liburan yang dilalui selama masa liburan sekolah. Aaahh...pasti rencana liburanku yang paling tidak menyenangkan. Lana membawa pikiran - pikiran itu sampai dia terlelap.
...
Bel pulang sekolah berbunyi. Lana mengemasi alat tulisnya yang berserakan di meja. Peralatan sekolah itu dimasukkan ke dalam tasnya yang berwana merah dengan gambar Kubo di bagian depan tasnya. Rani teman yang duduk dekat bangku Lana tiba - tiba bertanya.
"Lana, besok kamu mau liburan kemana?"
"Mau main ke rumah Akung." jawab Lana pendek dan terlihat tidak tertarik untuk meneruskan pembicaraannya.
"Owh kalo aku besok mau liburan ke pantai dekat rumah pamanku, Lana. Ya udah, sampai jumpa minggu depan ya Lana." ucap Rani dengan wajah ceria seraya melangkah meninggalkan kelas.
Lana tambah tidak tertarik dengan rencana liburannya setelah obrolannya dengan Rani tadi di sekolah. Dia mulai berpikir untuk tidak ikut saja liburan ke rumah Akung tapi dia takut tinggal di rumah sendiri.
...
Hari yang sudah dinantikan tiba. Bunda mengemas pakaian dan perlengkapan yang akan dibawa liburan ke dalam tas. Ada satu tas besar berisi pakaian ayah dan bunda. Satu tas besar lagi berisi pakaian Lana dan Lani adiknya. Tak ketinggalan mobil chaca kesayangannya juga dibawa. Satu tas lagi beukuran sedang berisi oleh - oleh untuk Akung.
Selama perjalanan Lana lebih banyak diam. Perjalanan ke rumah akung kurang lebih selama 3 jam. Sedangkan adiknya Lani lebih banyak ngemil snack yang dibawa bunda dari rumah. Setelah 2 jam perjalanan, lebih banyak terlihat sawah di sepanjang perjalanan. Tampak jauh disana Gunung Merapi yang masih mengepulkan sedikit asapnya sebagai tanda bahwa gunung itu masih aktif.
Terlihat juga rumah berjejer rapi di sepanjang perjalanan. Rumah - rumah itu ada yang berada di tengah persawahan dan ada pula yang berkelompok membentuk sebuah perkampungan. Walaupun berada di pedesaan namun sudah tampak beberapa fasilitas umun seperti yang terdapat di perkotaan. Pusat perbelanjaan berada dekat dengan kantor pemerintahan setempat. Tak jauh dari situ juga terdapat beberapa kotak kecil tempat mesin atm berada walaupun belum lengkap seperti di perkotaan.
...
"15 menit lagi kita sampai nak." suara ayah memecah kesunyian. Terlihat Lani sedang terlelap dipangkuan bunda.
Lana tak bergeming mendengar perkataan ayahnya. Sedangkan bunda menoleh ke arah belakang sambil tersenyum. Aku duduk di jok belakang sendirian setelah Lani ngantuk dan duduk pindah di pangkuan bunda.
Mobil sudah berhenti sebelum sampai di rumah Akung. Lana melihat ke sekelilingnya. Hanya tampak hamparan sawah yang luas terbentang sejauh mata Lana memandang. Pandangan Lana tak bisa menjangkau dimana batas persawahan yang luas itu. Diujung selatan terlihat beberapa rumah yang berjejer, Lana mengingat di perkampungan itulah Akungnya tinggal.
Disebelah timur tampak bangunan rumah memanjang dari kayu. Bangunan rumah itu tampak seperti rumah panggung. Begitu tinggi dan Lana yang masih kelas 1 SD pasti akan sulit menjangkaunya. Bau tak sedap keluar dari bangunan seperti rumah itu. Lana baru tahu, itu yang disebut kandang ayam. Akung terkenal mempunyai ternak ayam yang besar di kampungnya.
Masih di sisi sebelah timur terlihat satu bangunan rumah lagi. Bangunan rumah itu berbentuk lebih kecil seperti bangunan rumah biasa dan terbuat dari bahan kayu juga. Lana tertarik untuk melihat isi bangunan rumah itu. Lana berjalan mendekati bangunan rumah itu. Perlahan dia buka pintunya yang tak dikunci. Bangunan rumah itu ternyata kandang juga, tapi untuk ayam yang dipelihara jenisnya beda. Ayam kampung yang dipelihara di kandang kecil ini sedangkan di kandang yang berbentuk panggung itu untuk memelihara ayam potong.
Dari luar terlihat beberapa ayam sedang mengais makanan disana. Ada sekitar 5 ekor ayam betina besar yang diikuti beberapa anak ayam kecil. Nampak juga 3 ayam jago yang besar juga ukurannya. Lana tertarik melihat anak ayam yang kecil - kecil itu. Ternyata lucu juga anak ayam ini, batin Lana. Anak ayam itu terlihat gemuk - gemuk, menunjukkan baik perawatannya. Spontan Lana mengambil salah satu anak ayam itu. Dia gemas melihat anak ayam itu. Sepertinya Lana terlalu kuat memegang anak ayam itu hingga anak ayam ditangannya terkulai lemas. Anak ayam itu mati.
Induk ayam melihat anaknya mati ditangan Lana. Induk ayam itu terlihat berang dan berlari menghampiri Lana sambil memekik. Suara ayam itu terdengar sakit di telinga. Lana lari ke luar rumah sambil berteriak memanggil bunda. Dengan nafas terengah - engah Lana berlari mendekati bundanya. Bunda yang sedang berbicara dengan ayah dan seseorang yang tak dikenal Lana sedang duduk tidak jauh dari kandang ayam kampung itu. Bunda terlihat kaget mendengar suara Lana.
"Bunnn...bbuuunnddaa. Lana dikejar ayam." teriak Lana.
"Kok bisa kamu dikejar ayam Lana?"
"Iya bun, tadi Lana memegang anak ayam sampai mati." terlihat induk ayam yang berhenti mengejar Lana tidak jauh dari pintu kandang itu. Bunda tersenyum melihat Lana yang ketakutan.
"Lana...hewan itu untuk disayangi bukan dibunuh. Kamu harus hati - hati memegangnya jangan sampai mati. Induk ayam itu pasti sedih kehilangan anaknya yang mati. Makanya dia marah mengejar kamu."
Lana masih duduk disamping bunda dan masih memegang erat baju bundanya. Lana sangat menyesali perbuatannya.
Nilai moralnya : rasa kasih sayang terhadap hewan/binatang harus ditanamkan sejak kecil.
No comments for "Cerita Pendidikan Moral Anak Sayangilah Binatang"
Post a Comment